William D.Brooks berpendapat (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya, seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Setiap orang dapat memandang individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7). Penilaian itu didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu. Hal tersebut dinamakan Konsep Diri.
Sedangkan konsep diri menurut Herbert Blumer adalah manusia bukan semata-mata organisme yang bergerak di bawah pengaruh perangsang-perangsang baik dari dalam maupun luar, melainkan organisme yang sadar akan dirinya (an organism having a self). Maka ia mampu memandang dirinya sebagai objek pikirannya sendiri dan berinteraksi dengan dirinya sendiri. Ia mengarahkan dirinya kepada berbagai objek, termasuk dirinya sendiri, berunding dan berwawancara dengan dirinya sendiri. Ia mempermasalahkan, mempertimbangkan, menguraikan, dan menilai hal-hal tertentu yang telah ditarik ke dalam lapangan kesadarannya, dan akhirnya ia merencanakan dan mengorganisasikan perilakunya. Antara perangsang dengan perilakunya tersisiplan proses interaksi dengan diri sendiri, inilah kekhasan manusia.
Menurut Bordon Stone dalam bukunya “Human Communication, The Process of Relating” ia menyajikan tiga pandangan tentang sifat manusia :
No | Behavioristik | Psikoanalitik | Humanistik |
1 | Menanggapi rangsangan luar | Menangani dorongan hati yang tidak disadari | Membangkitkan dan menanggapi adaptasi rangsangan kreatif secara internal & eksternal |
2 | Dikondisikan untuk seimbang dengan lingkungan | Mengembangkan hubungan homeostatic antara id, ego, dan superego | Aktualisasi diri yang didorong oleh kesadaran humanistik |
3 | Mencari kesenangan menghindari kesulitan | Mencari kepuasan dorongan seksual agresif | Mencari pemenuhan diri melalui transendensi diri |
4 | Dikendalikan secara eksternal oleh lingkungan | Dikendalikan secara internal oleh psike melalui dorongan seksual agresif | Dikendalikan secara internal otonom memastikan diri |
5 | Dapat diramal karena kondisi lingkungan | Tidak dapat diramal karena dorongan tak sadar | Tidak dapat diramal karena kebebasan memilih |
6 | Organisme pasif yang harus dimotivasi | Individu pasif yang harus didorong oleh seks dan kekuatan agresif | Diri seseorang yang aktif yang sadar akan dirinya dan potensinya |
7 | Lingkungan bertanggung jawab terhadap perilaku | Dorongan tak sadar bertanggung jawab terhadap perilaku | Seseorang bertanggung jawab terhadap perilakunya |
Dari penjelasan sifat-sifat tersebut, bisa dijadikan acuan bagi seseorang yang ingin mencapai aktualisasi dirinya. Jika ada yang masih kurang paham dengan penjelasan di atas, berikut ini ada tanda-tanda konsep diri yang positif dan negatif, sehingga dapat menjadi bahan penilaian diri sendiri.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
- Mampu mengatasi masalah tanpa harus melibatkan media atau perantara.
- Merasa setara dengan orang lain. Seseorang yang selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
- Menerima pujian tanpa rasa malu. Seseorang yang menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
- Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Seseorang yang peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
- Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Seseorang yang mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
- Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
- Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
- Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
- Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
- Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri maupun menyalahkan orang lain.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Dengan melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif, yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep diri yang negatif.
Daftar Pustaka
Onong Uchjana Effendy. M.A., Prof. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi: -cet 3-.
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.
(Rini, 2002:http:/www.e-psikologi.com/dewa/160502.htm).
www.belajarpsikologi.com
Disusun Oleh
Nama : Arrika Kusuma Wardhani
NIM : 1609030015
Kelas : Desain Grafis 5 A